Laba Gudang Garam Anjlok 87% di Tengah Isu PHK Massal dan Cukai Tinggi
2 mins read

Laba Gudang Garam Anjlok 87% di Tengah Isu PHK Massal dan Cukai Tinggi

Laba Gudang Garam Anjlok 87% di Tengah Isu PHK Massal dan Cukai Tinggi

rumahsehatindonesia.com – PT Gudang Garam Tbk (GGRM), salah satu raksasa rokok Indonesia, mencatatkan penurunan laba yang nyaris ambruk: anjlok 87,3% di semester I/2025 dibanding periode sama tahun lalu. Penurunan ini memperkuat kekhawatiran atas dampak kebijakan cukai tinggi, melemahnya daya beli konsumen, dan berita PHK massal di internal perusahaan.

Penurunan Laba, Penjualan, dan Margin yang Tajam

1. Laba Bersih Melemah Hingga 87%
GGRM membukukan laba bersih sebesar Rp 117,16 miliar pada semester I/2025, jauh merosot dari angka Rp 925,51 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya—mengindikasikan anjloknya keuntungan hingga 87,3%.

2. Penurunan Omzet dan Laba Kotor
Pendapatan perusahaan turun 11,3%, dari Rp 50,01 triliun jadi Rp 44,36 triliun. Laba kotor juga ikut menyusut 25,3% menjadi Rp 3,78 triliun—menunjukkan tekanan margin yang cukup parah.

3. Laba Usaha dan EPS Juga Tertekan
Laba usaha amblas 68%, tinggal Rp 513,7 miliar dari sebelumnya Rp 1,61 triliun. Earnings per Share (EPS) turun drastis dari Rp 481 ke hanya Rp 61 per lembar saham.

Faktor Penyebab Tekanan Berat Gudang Garam

1. Cukai Rokok Tinggi Menekan Biaya Produksi
Cukai dan pajak rokok mencapai Rp 33 triliun di semester I/2025, menyerap sekitar 80% dari total biaya pokok produksi. Beban ini menyedot margin keuntungan GGRM secara signifikan.

2. Penjualan Turun Tiap Segmen
Produk utama, yaitu Sigaret Kretek Mesin (SKM), turun 10,8%, sementara Sigaret Kretek Tangan (SKT) anjlok 20%. Segmen usaha non-rokok seperti konstruksi masih merugi Rp 154 miliar.

3. Dampak Domino PHK Massal & Rantai Pasok Terganggu
Penurunan tajam kinerja finansial memicu PHK massal di pabrik rokok. Video perpisahan pekerja bahkan viral dan bikin publik terharu. Serikat pekerja menyebut, imbasnya tidak hanya pada buruh—petani tembakau, supir, hingga pemilik kios juga terdampak.

Implikasi Mendalam dari Krisis Gudang Garam

1. Berisiko ke Stabilitas Sosial Regional
PHK massal menumbuhkan ketidakpastian sosial, terutama di daerah-daerah seperti Temanggung yang selama ini menyuplai tembakau berkualitas tinggi bagi perusahaan—sekarang petani menghadapi krisis likuiditas dan stok menggunung.

2. Reformasi Model Bisnis dan Diversifikasi Diperlukan
Tekanan cukai dan regulasi meredam sektor tembakau, sehingga perusahaan perlu mendiversifikasi bisnis lebih agresif—terutama mengembangkan lini non-rokok dengan model bisnis yang lebih tahan guncangan.

3. Evaluasi Kebijakan Cukai sebagai Keseimbangan Fiskal
Kebijakan cukai memang penting untuk penerimaan pemerintah, tetapi perlu mekanisme penyesuaian agar tidak menggerus industri strategis terlalu dalam. Pemerintah bisa mempertimbangkan skema perlindungan atau reorientasi pajak berdampak sosial.

Penutup — Ketika Keuntungan Amblas, Respon Harus Sigap & Terstruktur

Laba Gudang Garam jatuh dramatis hingga 87% membuktikan kombinasi tekanan cukai dan melemahnya pasar telah menyeret perusahaan ke pusaran krisis. Dampak nyata dirasakan oleh ratusan bahkan ribuan pekerja—dan berpotensi memengaruhi ekonomi daerah. Solusinya? Respons cepat, strategi bisnis yang adaptif, dan kebijakan fiskal yang lebih berpihak bagi stabilitas sosial dan bisnis.