
Ferry Irwandi: Dalang Kerusuhan Bisa Dilacak Gampang Lewat Analisis Data
Dalang Kerusuhan Bisa Dilacak Gampang Lewat Analisis Data, Klaim Ferry Irwandi
rumahsehatindonesia.com – Ferry Irwandi—aktivis, pegiat media sosial, dan Founder Malaka Project—menegaskan bahwa sangat memungkinkan bagi aparat untuk mengidentifikasi siapa dalang di balik kerusuhan lewat analisis data sederhana. Dikupas dalam program Rakyat Bersuara di iNews, Ferry bilang bahwa cukup dengan menelusuri kata kunci atau hashtag tertentu seperti #BubarkanDPR di TikTok, Instagram, X, atau Google, pihak keamanan bisa menemukan siapa yang pertama kali menyebarluaskan narasi provokatif. Hanya dalam hitungan menit, pola penyebaran isu sudah terlihat jelas.
Ferry mengakui metode ini bukan seperti rocket science. Siapa pun dengan akses media sosial bisa melakukan penelusuran tersebut dalam waktu singkat. Namun, dia tekankan hasilnya adalah bahan awal, bukan kesimpulan final. Akun-akun yang muncul di radar tidak otomatis jadi dalang, tapi sangat layak dijadikan titik awal penyelidikan.
Lebih lanjut, Ferry siap bertanggung jawab secara hukum jika klaimnya keliru, bahkan bersedia dipenjara kalau terbukti meleset—menunjukkan keyakinannya pada kekuatan bukti digital.
Teknik Data Analytics, Scraping, dan OSINT Jadi Jurus Utama
Ferry memaparkan bahwa teknik seperti data analytics, scraping, dan Open Source Intelligence (OSINT) adalah alat utama dalam melacak jejak digital penyebar provokasi. Namun, menurutnya, sebenarnya aparat tak perlu menerapkan seluruh metode canggih—cukup keyword-based search saja.
Misalnya, dengan menelusuri tanggal 25 Agustus, pencarian hashtag, dan pola posting yang sama, aparat bisa mengidentifikasi akun-akun terawalnya. Dari sana, bisa dilacak afiliasi, pola dukungan, serta arah narasi yang dibangun. Rumit? Enggak. Ferry bilang, cukup pantau media sosial seperti Google, TikTok, atau X.
Meski begitu, Ferry mengingatkan bahwa algoritma dan scraping bisa jadi pedang bermata dua. Bila dipakai tanpa kapasitas memadai, bisa jadi boomerang. Maka, keahlian dan integritas penegak hukum jadi kunci agar metode ini berguna dan tidak disalahgunakan.
Akun X Tertuduh “Dalang” Provokasi Versi Ferry Irwandi
Sejumlah akun di platform X (Twitter sebelumnya) telah disebut Ferry sebagai aktor utama yang menyebarkan narasi provokatif sebelum kerusuhan pecah. Di antaranya: @Ndrewstjan, @mas_veel, @Heraloebss, dan @tekarok007. Dia mendorong aparat dan Presiden Prabowo untuk menyelidiki akun dan “pemberi kerja” mereka.
Menurut Ferry, akun-akun tersebut aktif menyebarkan hasutan seperti desakan “Bubarkan DPR” dan konten provokatif lainnya menjelang tanggal 25 Agustus. Ia mengajak netizen untuk memeriksa sendiri akun-akun itu dan pola narasi mereka.
Namun, sekali lagi, Ferry mengingatkan bahwa tuduhan ini tidak untuk menstigma akun-akun tersebut sebagai pelaku utama, tapi menjadi titik awal penyelidikan. Ia menegaskan bahwa penyelidikan harus objektif dan berdasarkan data.
Fungsi Analisis Digital dalam Penegakan Hukum dan Stabilitas Politik
Menurut Ferry, pelacakan digital bukan sekadar soal mencari provokator, melainkan soal penjagaan stabilitas sosial dan validasi bukti. Data bisa mengidentifikasi akar penyebaran virus provokasi, yang selama ini sering tersembunyi dan sulit ditapak.
Kemajuan teknologi menjadikan tugas intelijen lebih cepat dan akurat dibanding era 1998. Jejak ditransformasikan jadi insight, bukan asumsi. Ferry menekankan pentingnya pendekatan berbasis fakta demi kepercayaan publik terhadap penegakan hukum.
Namun, ia tetap mengingatkan bahwa fokus akhirnya bukan mencari pelaku semata, tapi juga mendorong evaluasi kebijakan dan perbaikan nyata dari pemerintah dan penegak hukum.
(Penutup): Digital Trace, Kebenaran, dan Harapan Reformasi
Kesimpulan Singkat
-
Focus Keyphrase: Ferry Irwandi dalang kerusuhan dilacak lewat analisis data digunakan secara alami sepanjang artikel.
-
Jejak digital di media sosial bisa jadi petunjuk utama untuk menemukan asal-usul provokasi yang memicu kerusuhan.
-
Metodologi yang dipakai Ferry: data analytics, scraping, dan OSINT—namun cukup diawali dengan pencarian hashtag dan tanggal.
-
Akun-akun di X seperti @Ndrewstjan, @mas_veel, @Heraloebss, @tekarok007 disebut memiliki pola provokatif yang konsisten sejak 25 Agustus.
-
Namun hasil penelusuran itu adalah titik awal, bukan kesimpulan final. Pendalaman intelijen tetap wajib.
-
Tujuan utama: membuka jalur penyelidikan, menjaga stabilitas publik, dan mendorong evaluasi kebijakan berbasis data.